Adakah Solusi dari The Grandpa Paradox (Paradoks Kakek)?

  Suzerainty
0

   Gambar: Ilustrasi lubang cacing yang menjadi kemungkinan terbesar metode perjalanan waktu. (Needpix).



Pernahkah Anda mendengar tentang Paradoks Kakek (The Grandpa Paradox)?


Paradoks Kakek adalah ketidakkonsistenan yang terjadi akibat implikasi dari perjalanan waktu. Paradoks ini merupakan masalah logika yang terjadi ketika seseorang melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, kemudian mengubah kejadian yang telah terjadi sebelumnya dan melanggar prinsip kausalitas.


Prinsip Kausalitas atau prinsip sebab-akibat, adalah prinsip yang menyatakan bahwa setiap kejadian memiliki sebab, sebab tersebut harus terjadi sebelum akibatnya, dan akibat harus berhubungan dengan sebabnya.


Dalam paradoks kakek, penyebab dihilangkan oleh akibatnya sendiri, sehingga menimbulkan kontradiksi dan kebingungan.



    Asal-usul


    Nama paradoks ini berasal dari analoginya yang paling umum, dimana seorang penjelajah waktu pergi ke masa lalu dan membunuh kakeknya sendiri sewaktu kakeknya masih muda. Hal ini akan menyebabkan salah satu orang tuanya tidak ada sehingga ia pun tidak pernah dilahirkan. Lalu siapa yang membunuh sang kakek di awal?


Inilah yang menyebabkan pelanggaran kausalitas. Sang kakek adalah ‘penyebab’ dari adanya penjelajah waktu, dan si penjelajah waktu membunuhnya. Versi lebih rincinya dijabarkan sebagai berikut:



  • Seorang penjelajah waktu kembali ke masa lalu dan membunuh kakeknya sendiri ketika kakeknya masih muda.
  • Salah satu orang tua dari penjelajah waktu tidak ada sehingga sang penjelajah waktu tidak pernah dilahirkan.
  • Karena penjelajah waktu tidak ada, maka tidak ada yang pergi ke masa lalu dan membunuh sang kakek, sehingga sang kakek tetap hidup.
  • Sang kakek memiliki keturunan yang akhirnya melahirkan si penjelajah waktu.
  • Kembali ke awal.


Begitu seterusnya tanpa ada hasil yang pasti. Paradoks seperti ini disebut juga dengan paradoks temporal (paradoks yang melibatkan perjalanan waktu). Kontradiksi seperti ini terjadi setiap kali konsep mengubah kejadian di masa lalu diprediksi dapat dilakukan.



    Baca: Fermi Paradox: Apakah Alien Benar-Benar Ada?



    Solusi


    Lantas bagaimana penyelesaian untuk paradoks ini? Setidaknya ada dua kemungkinan solusi untuk paradoks kakek:



    Yang pertama, penjelajah waktu dapat kembali ke masa lalu, tapi tidak bisa mengubah kejadian yang telah terjadi. Teori dasar dari solusi ini adalah “sejarah konsisten” (consistent histories), yaitu gagasan bahwa seluruh spektrum waktu (masa lalu, masa kini, dan masa depan) telah digariskan dan ditentukan sebelumnya secara ketat.


Dalam teori ini, penjelajah waktu dapat kembali ke masa lalu hanya jika dia pernah berada di titik yang sama selama hidupnya. Si penjelajah waktu bisa melakukan atau terlibat dalam peristiwa apapun yang telah terjadi sebelumnya, tapi tidak bisa terlibat atau melakukan apapun yang tidak pernah terjadi. Paradoks kakek tidak memiliki peluang untuk muncul dalam sejarah yang konsisten.



    Yang kedua, adalah kemungkinan multiverse. Yaitu setiap perubahan yang dibuat di masa lalu akan menciptakan ‘garis waktu alternatif’ (alternate timeline) atau sejarah baru yang sepenuhnya terpisah dari garis waktu utama. Solusi ini didasarkan pada mekanika kuantum, dimana suatu peristiwa dapat memiliki beberapa kemungkinan kejadian dan hasil yang bervariasi. Teori ini disebut Interpretasi Banyak Dunia (Many-World Interpretation) atau Interpretasi Everett yang diusulkan oleh Hugh Everett pada tahun 1957.


Dalam teori ini, penjelajah waktu dapat melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi perubahan itu akan terjadi di dunia yang berbeda dari dunia tempat ia berasal, karena setiap perjalanan waktu akan menciptakan garis waktu baru untuk setiap perubahan.


 



   Gambar: Ilustrasi Interpretasi Banyak Dunia. Setiap perubahan yang dibuat di masa lalu akan menciptakan dunia baru yang berbeda dengan dunia utama. (Pinterest).



Contoh yang dapat dibayangkan seperti ini: Seorang penjelajah waktu melakukan perjalanan ke masa lalu untuk membunuh kakeknya. Dunia tempat si penjelajah waktu berangkat disebut dengan ‘garis waktu utama’. Ia berangkat dari garis waktu utamanya di tahun 2025 menuju tahun 1945. Begitu si penjelajah waktu tiba di tahun 1945, ia meninggalkan garis waktu utamanya dan menciptakan dunia baru yang disebut ‘garis waktu alternatif’. Garis waktu alternatif ini akan sepenuhnya berbeda dengan garis waktu utama, karena sejarah di garis waktu utama sudah ditetapkan, yaitu tidak ada penjelajah waktu yang kembali dari tahun 2025.


Jika si penjelajah waktu membunuh kakeknya di garis waktu alternatif ini, ia tidak akan ‘menghilang’, karena yang terbunuh bukan kakeknya yang berada di garis waktu utama, melainkan ‘salinan’ kakeknya di garis waktu alternatif yang tercipta begitu si penjelajah tiba di tahun 1945.


Salah satu ketentuan interpretasi Everett adalah, masing-masing dunia atau garis waktu tidak dapat saling berinteraksi. Jadi, penjelajah waktu yang kembali ke masa lalu dan menciptakan garis waktu alternatif tidak akan bisa kembali ke garis waktu utama tempat mereka berasal.


Hal ini bisa menjelaskan mengapa kita tidak pernah menemukan adanya penjelajah waktu yang mengumumkan kedatangan mereka dari masa depan. Mungkin saja kita berada di garis waktu utama, yaitu tempat dimana para penjelajah waktu berangkat dan tidak pernah kembali lagi.



    Baca juga: Von Neumann Probe, Wahana Antariksa yang Mampu 'Membelah Diri'



    Paradoks temporal lain


    Ada beberapa paradoks temporal lain yang serupa dengan paradoks kakek. Di antaranya:



    Paradoks Bootstrap (Bootstrap Paradox), yaitu kontradiksi yang terjadi ketika kejadian di masa lalu diubah sehingga suatu akibat menjadi ‘penyebab’ dari penyebabnya sendiri. Sehingga seolah-olah suatu objek atau informasi tidak memiliki asal-usul yang jelas. Contoh sederhana dari paradoks ini adalah, 


“Seorang penjelajah waktu mempelajari rumus terkenal Einstein E=mc², kemudian melakukan perjalanan waktu ke masa lalu ketika Einstein belum menemukan rumus itu, lalu mengajarkannya kepada Einstein." 



 

Di sini timbul pertanyaan: siapa yang menemukan rumus itu? Einstein menemukannya setelah diberitahu oleh si penjelajah waktu, sementara si penjelajah waktu mengetahuinya dari Einstein.


Dalam kasus ini, penemuan Einstein merupakan penyebab dari pengetahuan si penjelajah waktu. Kemudian si penjelajah waktu memberitahukannya kepada Einstein sebelum Einstein menemukannya, sehingga penjelajah waktu yang merupakan ‘akibat’ menjadi ‘penyebab’ untuk penyebabnya sendiri.



    Paradoks Predestinasi/Takdir (Predestination Paradox), adalah hipotesis yang menganggap bahwa kejadian yang telah terjadi di masa lalu tidak akan bisa diubah. Apabila seorang penjelajah waktu mencoba mengubahnya, tindakannya justru akan menjadi bagian dari penyebab peristiwa yang coba mereka halangi. Contoh sederhananya sebagai berikut:


“Seorang penjelajah waktu melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk memperingatkan temannya yang tewas karena kecelakaan. Namun ketika dia mencoba memperingatkan temannya di masa lalu, si penjelajah waktu justru mendapati bahwa dialah yang menabrak temannya dan menyebabkan kematiannya.”



 

Dalam paradoks ini, setiap upaya untuk menghalangi sesuatu terjadi di masa lalu hanya akan menjadi penyebab sesuatu itu terjadi, bukan menghalanginya. Paradoks ini mencoba menunjukkan bahwa suatu peristiwa selalu ditakdirkan untuk terjadi dengan cara tertentu, dan apa pun yang telah terjadi pasti terjadi.




Demikian sekilas penjelasan tentang Paradoks Kakek. Meskipun sekilas terdengar aneh, paradoks ini tetap menjadi topik menarik untuk diteliti para ilmuwan, terutama para ahli fisika kuantum dan fisika teoretis.



Semoga bermanfaat!



Sumber: BYJU'S, Space.


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
To Top
email-signup-form-Image

Subscribe

Untuk Mendapatkan Notifikasi Ruangsapa