Gambar: Penampakan detail dari sisi dekat bulan, dengan banyak dataran rendah berwarna gelap yang disebut ‘Mare’. (Wikimedia).
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa permukaan Bulan selalu terlihat sama?
Ya, memang hanya satu sisi Bulan saja yang bisa terlihat dari Bumi, yaitu bagian yang disebut dengan ‘sisi dekat bulan’ (Near side of the Moon). Sisi dekat bulan memiliki banyak kawah asteroid dan dataran rendah berwarna gelap yang disebut ‘mare’, bahasa Latin yang artinya ‘laut’. Dulu, para astronom yang pertama kali memetakan wilayah ini salah mengiranya sebagai lautan. Sisi bulan yang berlawanan, dinamakan dengan ‘sisi jauh bulan’ (Far side of the Moon).
Gambar: Foto detail dari sisi jauh bulan, menampilkan medannya yang kasar dengan banyak kawah tumbukan asteroid. Difoto oleh satelit NASA Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). (Wikimedia).
Sisi jauh Bulan adalah bagian Bulan yang secara permanen membelakangi dan tidak terlihat dari Bumi. Dibandingkan dengan sisi dekat, permukaan sisi jauh bulan terlihat jauh lebih kasar. Ada lebih banyak kawah asteroid dan lebih sedikit mare. Hanya sekitar 1% wilayah sisi jauh bulan yang ditutupi oleh mare sedangkan di sisi dekat 31,2% wilayahnya adalah mare.
Kontur medan di sisi jauh bulan juga lebih ekstrem dibandingkan dengan sisi dekatnya. Titik paling tinggi dan paling rendah di Bulan, juga gunung-gunung tertinggi yang diukur dari dasar hingga puncaknya, semuanya ada di sisi jauh bulan.
Mengapa sisi jauh bulan tidak pernah terlihat dari Bumi?
Hal ini disebabkan karena adanya fenomena ‘rotasi sinkron’ pada orbit Bulan. Rotasi sinkron (synchronous rotation) adalah rotasi suatu objek yang selalu memperlihatkan sisi yang sama terhadap objek yang diorbitnya, karena periode rotasi dan periode revolusinya sama. Rotasi sinkron terjadi akibat gaya pasang surut (tidal force) memperlambat rotasi benda yang lebih kecil hingga selaras dengan periode revolusinya di sekitar benda yang lebih besar. Karena itu fenomena ini juga disebut sebagai ‘Penguncian pasang-surut’ (Tidal locking).
Ini berarti Bulan berputar pada porosnya dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan Bulan mengelilingi Bumi. Periode rotasi Bulan sesuai dengan periode orbitnya. Dalam istilah kita, hari dan tahun Bulan memiliki panjang yang sama, yaitu sekitar 29,5 hari.
Gambar: Ilustrasi penguncian pasang surut, yang menyebabkan Bulan berputar pada porosnya dalam waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkannya untuk mengorbit Bumi. Hal ini menyebabkan Bulan tetap menghadap Bumi dengan wajah yang sama. (Wikipedia). [1]
Gambar: Ilustrasi rotasi sinkron. Karena rotasi dan revolusi Bulan memiliki periode yang sama, area hijau tidak akan pernah terlihat dari Bumi. (Wikimedia). [2]
Sebenarnya, sebagian sisi jauh bulan masih bisa terlihat dari Bumi akibat efek librasi. Librasi adalah variasi penampakan permukaan Bulan yang diamati oleh pengamat di Bumi disebabkan oleh perubahan antara bidang orbit dan rotasi Bulan. Karena orbit Bulan agak elips dan miring ke bidang ekuatornya, librasi memungkinkan hingga 59% permukaan Bulan dapat dilihat dari Bumi (50% sisi dekat dan 9% sisi jauh). Sementara 41% sisanya (atau 82% sisi jauh bulan) tetap tidak teramati oleh manusia hingga tahun 1959.
Gambar: Animasi penampakan sisi dekat selama satu orbit Bulan. Sebagian wilayah di pinggiran sisi jauh bulan dapat terlihat karena efek librasi. Akan tetapi pengamatan terhadap bagian-bagian ini sulit dilakukan karena sudut pandang dari Bumi yang rendah dan tidak semua bagian terlihat pada satu waktu. Setiap sisi pinggiran hanya terlihat ketika fase bulan sabit di awal/akhir bulan. (Wikimedia).
Pada 7 Oktober 1959, wahana antariksa Soviet Luna 3 berhasil mengambil foto sisi jauh bulan yang pertama. Kemudian pada pada Desember 1968, para astronot misi Apollo 8, menjadi manusia pertama yang melihat sisi jauh bulan secara langsung.
Akan tetapi, permukaan sisi jauh bulan nyaris tak tersentuh baik oleh manusia maupun robot penjelajah karena semua misi pendaratan Bulan baik yang berawak maupun yang tidak berawak dilakukan di sisi dekat bulan.
Pendaratan di sisi jauh bulan pertama terjadi pada tahun 2019, ketika wahana antariksa Chang’e 4 melakukan pendaratan pada 3 Januari 2019. Chang’e 4 adalah wahana pendarat milik China yang membawa serta rover penjelajah Bulan Yutu-2.
Gambar: Permukaan tanah sisi jauh bulan dan wahana penjelajah Yutu-2. Gambar diambil oleh wahana pendarat Chang’e 4. (Wikimedia). [3]
Kemudian pada tahun 2024, China kembali meluncurkan misinya ke sisi jauh bulan. Wahana antariksa Chang’e 6 diluncurkan pada 3 Mei dan mendarat di sisi jauh bulan pada 1 Juni 2024. Tujuan dari misi ini adalah mengambil sampel tanah dari sisi jauh bulan. Kapsul sampel berhasil kembali ke Bumi pada tanggal 25 Juni 2024 dengan membawa 1,9 kg material termasuk tanah dan bebatuan. Dengan demikian China menjadi negara pertama yang berhasil mengambil sampel dari sisi jauh bulan.
Baca juga: Sol: Hari di Mars
Demikian penjelasan singkat mengenai sisi jauh Bulan (Far side of the Moon), bagian bulan yang sampai hari ini belum ada satupun manusia yang pernah menginjakkan kakinya disana. NASA telah merencanakan untuk mendaratkan kembali manusia di bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972. Misi Artemis III dijadwalkan untuk mendarat di kutub selatan Bulan pada tahun 2026 dengan membawa dua orang astronot.
Semoga bermanfaat!
[1]: Stigmatella aurantiaca, Tidal locking of the Moon with
the Earth, cropped by Suzerainty, CC BY-SA 3.0
[2]: Smurrayinchester, Synchronous rotation, CC BY-SA 3.0
[3]: CNSA, Yutu-2 leaving Chang e-4-iau1901a, CC BY 4.0
Dirangkum dari: berbagai sumber.