Hipotesis Hutan Gelap: Mengapa Alam Semesta Begitu Sunyi?

  Suzerainty
0



     Gambar: Ilustrasi hutan yang gelap dengan banyak pemburu di dalamnya. (Pixabay).



Pernahkah Anda mendengar tentang Dark Forest Hypothesis (Hipotesis Belantara Gelap)?


Dark Forest Hypothesis atau Hipotesis Belantara Gelap adalah dugaan bahwa ada banyak peradaban alien di seluruh alam semesta, tetapi mereka diam dan bermusuhan, berusaha mempertahankan ketersembunyian mereka karena takut dihancurkan oleh peradaban lain yang bermusuhan dan tidak terdeteksi. Gagasan ini adalah salah satu yang paling potensial dari banyak kemungkinan penjelasan untuk Paradoks Fermi (Fermi Paradox).


Kalau Anda belum pernah mendengar tentang Paradoks Fermi, berikut adalah versi singkatnya:


"Galaksi Bima Sakti memiliki 200 miliar bintang dan mungkin 100 miliar planet. Jika sebagian kecil saja dari planet-planet itu memiliki kehidupan, galaksi kita akan dipenuhi dengan peradaban alien, dan beberapa di antaranya akan mencari kita atau kita dapat menemukan mereka. Lalu mengapa kita belum menemukan tanda-tandanya? Jika memang ada kehidupan cerdas di luar sana, mengapa tidak ada yang menghubungi kita?"


 


     Gambar: Galaksi Bima Sakti dengan miliaran bintang di dalamnya. (Pixabay).



Sejauh ini, tidak ada bukti yang dapat diandalkan atau dapat dipercaya bahwa alien telah mengunjungi Bumi atau mencoba berkomunikasi dengan kita. Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan umum, yaitu:


  • Alam semesta dipenuhi dengan sejumlah besar planet, dan sebagian diantaranya memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk berkembangnya kehidupan.

  • Kehidupan yang diamati di Bumi akan berkembang ketika faktor-faktor pendukungnya terpenuhi/tersedia; seperti air, oksigen, dll.

Fakta-fakta yang saling bertentangan inilah yang menjadi dasar dari Paradoks Fermi.



Hipotesis belantara gelap mengasumsikan bahwa setiap peradaban alien di alam semesta akan menganggap peradaban selain mereka sebagai ancaman nyata, sehingga mereka akan menghancurkan setiap bentuk peradaban yang mereka temukan.


Asumsi ini didasarkan pada pengibaratan suatu hutan gelap yang didalamnya ada banyak pemburu bersenjata yang saling bermusuhan, mengintai dari balik pepohonan besar. Masing-masing pemburu berusaha mempertahankan kehidupannya masing-masing sehingga ketika ada pemburu lain yang meninggalkan jejak atau menampakkan keberadaannya, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menembaknya lebih dulu sebelum mereka melakukannya.


Menurut hipotesis belantara gelap, alam semesta adalah hutan yang gelap. Setiap peradaban alien adalah para pemburu. Karena niat dari setiap peradaban yang dihubungi tidak dapat diketahui secara pasti, maka jika ada peradaban yang berhasil ditemukan, hal terbaik untuk dilakukan adalah menembaknya lebih dulu baru bertanya kemudian, demi menghindari kepunahan spesies sendiri.



Nama hipotesis ini berasal dari novel fiksi ilmiah tahun 2008 “The Dark Forest” (Belantara) karangan Liu Cixin, walaupun konsepnya sudah ada lebih dulu. Dalam novel itu, hipotesis ini dijelaskan dalam paragraf berikut:


“Alam semesta adalah suatu hutan gelap, belantara. Setiap peradaban adalah seorang pemburu bersenjata yang mengintai di balik pohon seperti hantu, perlahan menyibakkan ranting yang menghalangi jalannya dan mencoba berjalan tanpa bunyi. Dia bahkan bernapas dengan hati-hati. Dia harus hati-hati, karena di seluruh hutan terdapat pemburu yang mengendap-endap seperti dirinya. Jika dia bertemu makhluk lain—pemburu lain, malaikat atau setan, bayi lemah atau orang lanjut usia terhuyung-huyung, peri atau setengah dewa—hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan: menembak dan membunuhnya. Di belantara, neraka adalah orang lain. Ancaman abadi bahwa setiap kehidupan yang menampakkan dirinya akan langsung dihancurkan. Inilah gambaran peradaban kosmik. Itulah penjelasan untuk Paradoks Fermi.” 



Dalam novel itu, argumennya dijabarkan sebagai berikut:


  • Semua kehidupan ingin tetap hidup.

  • Tidak ada cara untuk mengetahui apakah bentuk kehidupan lain dapat atau akan menghancurkan Anda jika diberi kesempatan.

  • Karena tidak adanya jaminan, pilihan paling aman bagi spesies apa pun adalah memusnahkan bentuk kehidupan lain sebelum mereka sempat melakukan hal yang sama.

Karena semua bentuk kehidupan lain menghindari risiko dan bersedia melakukan apa pun untuk menyelamatkan diri, kontak dalam bentuk apa pun akan berbahaya, karena hampir dapat dipastikan akan menyebabkan ras yang dihubungi memusnahkan siapa pun yang membocorkan lokasi mereka. Hal ini menyebabkan semua peradaban berusaha bersembunyi dalam keheningan radio, dan tidak menyiarkan transmisi apapun yang dapat membocorkan lokasi mereka.


 


     Gambar: Novel 'Belantara' karya Liu Cixin. (Gramedia).



Hipotesis ini menjelaskan mengapa kita belum pernah menangkap sinyal atau transmisi apapun dari peradaban lain di luar angkasa padahal sudah berlalu satu abad sejak kita mampu melakukannya. Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena peradaban lain sangat takut terdeteksi sehingga mereka sengaja menghindari pengiriman transmisi radio apa pun tentang keberadaan mereka.


Apabila teori ini benar, implikasinya bagi manusia cukup mengerikan. Bagaimana tidak, selama seratus tahun terakhir, kita telah berulang kali menyiarkan tentang keberadaan kita ke antariksa. Mulai dari Kode Morse Soviet, Pesan Arecibo, Plakat Pioneer, The Golden Record, dan lain-lain. Yang artinya, setiap peradaban alien dalam radius seratus tahun cahaya akan mampu menerima sinyal transmisi dari arah kita.



    Baca juga: The Arecibo Message: Upaya Manusia Mengontak Peradaban Luar Angkasa



Lalu mengapa belum ada peradaban alien yang menyerang atau menghancurkan kita?


Meskipun menyerang lebih dulu merupakan tindakan yang paling rasional, para alien mungkin tidak melakukannya karena alasan yang sederhana. Misalkan mereka mengirimkan armada antariksa ke Bumi dari jarak seratus tahun cahaya. Pada saat armada tersebut sampai di Bumi, armada mereka akan berada pada tingkatan teknologi yang sama seperti ketika mereka mengirimkannya seratus tahun lalu, sementara teknologi di Bumi telah berkembang maju selama seratus tahun.


Karena itu, mungkin lebih baik bagi sebagian besar peradaban untuk tetap berdiam diri dan tidak mengambil resiko apapun yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup ras mereka.



Demikian penjelasan singkat mengenai Hipotesis Belantara Gelap, salah satu solusi paling potensial dari banyak kemungkinan solusi untuk Paradoks Fermi.



Semoga bermanfaat!


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
To Top
email-signup-form-Image

Subscribe

Untuk Mendapatkan Notifikasi Ruangsapa