Pernahkah anda diminta untuk menyampaikan kultum di bulan Ramadhan, baik subuh maupun tarawih?
Berikut kami sediakan satu materi kultum dengan tema
“Keutamaan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadhan.”
…
Jamaah
rahimakumullah,
Setiap hari di
bulan Ramadhan memang merupakan hari yang sangat spesial bagi umat muslim,
tetapi 10 hari terakhir Ramadhan memiliki keutamaan yang lebih besar. Hal ini
karena pada 10 hari terakhir Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar, yaitu
malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah ra. beliau berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ
فِيْ غَيْرِهِ
"Pada malam
sepuluh terakhir, Rasulullah ﷺ (lebih)
bersungguh-sungguh (dalam beribadah), melebihi kesungguhan beliau pada malam
lainnya." (HR. Muslim).
Hadis tersebut
menunjukkan betapa pentingnya semangat dalam beribadah pada 10 hari terakhir
Ramadhan. Isi hadis tersebut menceritakan bagaimana Rasulullah ﷺ, memanfaatkan waktu tersebut dengan
meningkatkan kualitas dalam beribadah.
Apabila ditelusuri
lebih dalam lagi, ada beberapa faktor yang menyebabkan kesungguhan Rasulullah ﷺ dalam beribadah selama 10 hari terakhir
Ramadhan, antara lain:
- 10 hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh dengan berkah.
- 10 malam terakhir merupakan malam-malam yang sangat dicintai oleh Rasulullah ﷺ.
- Terdapat kerinduan dalam menanti keindahan Lailatul Qadar atau malam kemuliaan yang keutamaannya setara dengan beribadah selama 1000 bulan.
Rasulullah ﷺ memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam
kesibukan persiapan Hari Raya Idul Fitri sehingga melupakan keutamaan beribadah
di 10 hari terakhir.
Tips untuk
Memaksimalkan Ibadah di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Kalimat
“bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” dalam hadits yang
disampaikan sebelumnya menunjukkan anjuran untuk tidak kendur dalam beribadah
di beberapa hari terakhir Ramadan. Berikut ini adalah beberapa tip untuk
memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan.
1. Memperpanjang
Shalat Malam
Shalat malam
merupakan salah satu ibadah yang sering dilakukan oleh Rasulullah ﷺ pada bulan Ramadhan. Namun, di 10 hari
terakhir Ramadhan, disarankan untuk memperpanjang shalat malam dengan melakukan
qiyamul lail serta shalat tahajjud. Tidak hanya itu, kita juga disarankan untuk
mengajak serta orang lain ikut beribadah dengan kita, terutama orang-orang
terdekat kita yaitu keluarga.
Diriwayatkan dari
Aisyah ra., beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ
وَأَيْقظ أهله.
"Jika telah
datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah),
dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Memperbanyak
Sedekah
Sedekah adalah
salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam, terlebih lagi pada bulan
Ramadhan dan 10 hari terakhir Ramadhan. Sedekah merupakan 'pelengkap' dari
puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang dilakukan selama bulan Ramadan. Anas bin
Malik ra. seorang sahabat Rasulullah ﷺ,
meriwayatkan hadits sebagai berikut:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَان.
"Dari Anas
dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul
menjawab, "Sedekah di bulan Ramadhan." (HR. At-Tirmidzi).
Rasulullah ﷺ juga lebih sering berbagi dan bersedekah
di bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Hal tersebut
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ.
"Rasulullah ﷺ adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan
beliau lebih dermawan lagi saat berada di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari
dan Muslim).
Di 10 hari terakhir Ramadhan, kita disarankan
untuk memperbanyak sedekah, baik itu dengan memberikan harta maupun bantuan
kepada orang yang membutuhkan. Dengan melakukan sedekah, kita juga dapat
membersihkan hati dan menghidupkan kebiasaan saling tolong-menolong antar
sesama.
3. I'tikaf
I'tikaf merupakan
ibadah yang dilakukan dengan cara mengisolasi diri di dalam masjid dan
melaksanakan berbagai aktivitas ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan berdzikir, berdo’a, membaca
Al-Quran, salat sunah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan ibadah lainnya.
I'tikaf dianjurkan
berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.
Dari Kitab adalah
firman-Nya:
۱۲۵).وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ. (سورة البقرة:
“Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 125).
Di 10 hari
terakhir Ramadhan, Rasulullah ﷺ juga sering melakukan
i'tikaf. Sebagaimana yang dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra.:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا).
“Rasulullah ﷺ beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan ramadhan.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Anjuran i'tikaf
pada 10 hari terakhir Ramadhan ini juga berfungsi sebagai pengingat kita agar
tidak terlampau sibuk dengan persiapan hari raya sehingga malah melewatkan
malam-malam 10 yang terakhir yang merupakan bagian terbaik dari bulan Ramadhan
itu sendiri.
4. Tilawah
Al-Qur’an
Tilawah Al-Qur’an
atau membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah yang paling dianjurkan dalam
Islam. Di 10 hari terakhir Ramadhan, kita disarankan untuk memperbanyak tilawah
Al-Qur’an, karena Ramadhan sendiri merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an, seperti
yang tertera di dalam QS. Al-Baqarah ayat 185.
Adapun hadits
tentang pentingnya tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan terdapat pada hadits
Ibnu Abbas yang menyatakan bahwasanya Jibril as. mendatangi Nabi ﷺ setiap malam di bulan Ramadhan dan mengajarkan
beliau Al-Qur'an.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ. فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.
Dari Ibnu Abbas ra. beliau berkata: “Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan.
Beliau sangat dermawan tatkala di bulan ramadhan, yakni tatkala Jibril
menemuinya. Dahulu malaikat Jibril menemui Rasulullah ﷺ di setiap malam dari bulan ramadhan dan mengajarkan Al-Quran
kepada Nabi. Sungguh Rasulullah ﷺ
lebih dermawan dengan kebaikan dibandingkan angin yang berhembus.” (HR.
Bukhari).
5. Bersungguh-Sungguh
dalam Meraih Lailatul Qadar
Salah satu
keutamaan malam Lailatul Qadar yaitu merupakan malam diturunkannya Al-Quran.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Qadr ayat pertama, yaitu:
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ.
"Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadar (kemuliaan)." (QS.
Al-Qadr [97]: 1).
Secara garis besar
Al-Quran diturunkan dalam dua tahap, yaitu dari Lauh al-Mahfuzh ke Baitul Izzah
(Langit Dunia) secara sekaligus. Peristiwa pada tahap inilah yang disebut
terjadi pada malam Lailatul Qadar.
Kemudian, tahap
berikutnya Al-Quran kemudian diturunkan dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad ﷺ secara berangsur-angsur.
Disebutkan dalam
riwayat hadits, Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
"Carilah
lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR
Al-Bukhari dan Muslim).
Disebutkan juga
dalam hadits Nabi ﷺ:
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِرَ
له ما تقدَّم مِنْ ذَنْبِهِ ، ومن قام ليلةَ القَدْرِ إيمانا واحتسابا غُفِرَ
له ما تقدَّم مِنْ ذَنْبِهِ.
“Siapa yang
menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan
mengharap pahala dari Allah ﷻ maka diampuni dosanya
yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar
dengan iman dan mengharap pahala dari Allah ﷻ maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
6. Memperbanyak
Istighfar
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ.
“Barang siapa
memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah memberikan
jalan keluar untuk setiap kesedihannya; memberikan kelapangan untuk setiap
kesempitannya, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang
tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud).
Adapun pada malam
Lailatul Qadar, ada satu doa yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk kita baca, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra.
عَنْ عَآئِشةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ اِنْ عَلِمْتُ اَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا اَقُلُ فِيْهَا قَالَ قُوْلِيْ: اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفْوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي. (رواه الترمذي).
Dari 'Aisyah ra.
beliau berkata: "Saya bertanya kepada Rasulullah ﷺ: Bagaimana jika saya dapat mengetahui malam Qadar itu, apakah
yang baik saya katakan pada malam itu? Jawab beliau: Katakanlah olehmu: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, suka mengampuni kesalahan, maka
ampunilah kiranya kesalahanku." (HR. Tirmidzi).
Demikian jamaah
rahimakumullah, keutamaan-keutamaan yang ada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan
sekaligus dengan amalan-amalan yang dianjurkan untuk kita laksanakan. Semoga
kita diberi keistiqamahan oleh Allah ﷻ
hingga akhir Ramadhan dan diberikan kesempatan untuk bertemu dengan malam
Lailatul Qadar. Semoga yang saya sampaikan ini dapat menjadi manfaat bagi kita
semua baik untuk dunia kita maupun akhirat kita.
…
Semoga bermanfaat!
Baca Juga : Panduan Sholat di Gunung